CILACAP- Gempa 7,1 Skala Rihter yang mengguncang Cilacap, Jawa Tengah, Senin dini hari, dipastikan tidak mempengaruhi proses pemadaman api di kilang Pertamina, Cilacap.
Vice Corporate Communication PT Pertamina Mochamad Harun menuturkan gempa tidak berpengaruh terhadap peralatan yang berada di kilang.
“Saya ingin menambahkan saja bahwa gempa dini hari tadi tidak mengganggu peralatan-peralatan kami yang sudah dikirim ke kilang untuk memadamkan api,” ujar Harun saat dikonfirmasi okezone, Senin (4/4/2011).
Hingga Minggu malam, Pertamina berhasil memadamkan dua dari tiga tangki yang terbakar, kedua tangki tersebut adalah 31-T2 dan tangki 31-T3. Pemadaman masih difokuskan terhadap tangki 31-T7 yang masih terbakar sekira 50 persen dengan menyemprotkan foam. Upaya isolasi serta pendinginan juga dilakukan pada tangki 32-T104.
Pertamina juga telah mengalirkan produksi kilang ke Terminal Transit Lomanis yang terdiri dari minyak tanah 7.300 kiloliter, premium 13 ribu kiloliter, dan solar 28 ribu kiloliter. Dari Terminal Transit Lomanis, BBM selanjutnya disalurkan melalui pipa ke depot Padalarang, Ujung Berung, Tasikmalaya, Rewulu, dan Depot Teras.
Pertamina menjamin pasokan BBM dalam kondisi aman dengan volume stok premium, solar, dan minyak tanah dijaga pada level 3,2 juta kiloliter.
Untuk avtur akan mulai dikapalkan pada 4 April sebesar 17 ribu kiloliter ke Depot Manggis, Bali, dan Soekarno Hatta.
Jumlah tangki yang terbakar sebanyak tiga unit dari total 207 tangki yang berada di dalam kompleks Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Tangki-tangki yang berada di kompleks kilang terdiri dari tangki komponen, yaitu tangki penyimpanan bahan-bahan yang akan diolah untuk menjadi produk BBM dan tangki produk yang menyimpan bahan bakar yang sudah menjadi produk BBM seperti bensin premium, minyak tanah, solar maupun avtur.
Tangki-tangki tersebut memiliki kapasitas yang bervariasi antara 2.400 kiloliter hingga 117 ribu kiloliter.
Vice Corporate Communication PT Pertamina Mochamad Harun menuturkan gempa tidak berpengaruh terhadap peralatan yang berada di kilang.
“Saya ingin menambahkan saja bahwa gempa dini hari tadi tidak mengganggu peralatan-peralatan kami yang sudah dikirim ke kilang untuk memadamkan api,” ujar Harun saat dikonfirmasi okezone, Senin (4/4/2011).
Hingga Minggu malam, Pertamina berhasil memadamkan dua dari tiga tangki yang terbakar, kedua tangki tersebut adalah 31-T2 dan tangki 31-T3. Pemadaman masih difokuskan terhadap tangki 31-T7 yang masih terbakar sekira 50 persen dengan menyemprotkan foam. Upaya isolasi serta pendinginan juga dilakukan pada tangki 32-T104.
Pertamina juga telah mengalirkan produksi kilang ke Terminal Transit Lomanis yang terdiri dari minyak tanah 7.300 kiloliter, premium 13 ribu kiloliter, dan solar 28 ribu kiloliter. Dari Terminal Transit Lomanis, BBM selanjutnya disalurkan melalui pipa ke depot Padalarang, Ujung Berung, Tasikmalaya, Rewulu, dan Depot Teras.
Pertamina menjamin pasokan BBM dalam kondisi aman dengan volume stok premium, solar, dan minyak tanah dijaga pada level 3,2 juta kiloliter.
Untuk avtur akan mulai dikapalkan pada 4 April sebesar 17 ribu kiloliter ke Depot Manggis, Bali, dan Soekarno Hatta.
Jumlah tangki yang terbakar sebanyak tiga unit dari total 207 tangki yang berada di dalam kompleks Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Tangki-tangki yang berada di kompleks kilang terdiri dari tangki komponen, yaitu tangki penyimpanan bahan-bahan yang akan diolah untuk menjadi produk BBM dan tangki produk yang menyimpan bahan bakar yang sudah menjadi produk BBM seperti bensin premium, minyak tanah, solar maupun avtur.
Tangki-tangki tersebut memiliki kapasitas yang bervariasi antara 2.400 kiloliter hingga 117 ribu kiloliter.
0 komentar:
Posting Komentar